Tahapan Mempelajari Al-Qur’an


Tahapan Mempelajari Al-Qur’an

Belajar Al-Qur’an bukan hanya tentang membaca huruf demi huruf, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang menyentuh hati, akal, dan amal. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya..."
(QS. Al-Baqarah: 121)

Ayat ini menjadi isyarat bahwa ada proses dalam mempelajari Al-Qur’an, bukan sekadar membaca, tetapi memahami dan menghayati, teeapi ada proses lain yang harus dituntaskan. Berikut lima tahapan dalam mempelajari Al-Qur’an secara benar dan bertahap:


1. Talaqqi – Belajar dengan Guru

Talaqqi berarti mempelajari Al-Qur’an langsung dari guru yang bersanad atau memiliki ilmu yang benar. Metode ini adalah cara para sahabat belajar dari Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari)

Dengan talaqqi, bacaan kita dikoreksi dan diluruskan sehingga tidak salah dalam pengucapan yang bisa mengubah makna. Banyak para pembelajar pemula menyepelekan hal ini, padahal tahap ini adalah tahapan paling awal dan penting agar dapat mengucapkan huruf demi huruf Al-Qur’an dengan benar.


2. Tajwid – Membaguskan Bacaan

Setelah belajar langsung dari guru, tahap berikutnya adalah mempelajari tajwid, yaitu aturan membaca Al-Qur’an dengan benar. Ilmu tajwid menjaga lisan agar tidak keliru saat membaca ayat-ayat Allah. Tajwid mencakup juga dengan Tahsin, perbaikan bacaan sesuai dengan kaidahnya. Setiap huruf memiliki haq, dan sebagai pengucap, harus memnuhi haq setiap hurufnya.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
"At-tartil adalah mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat berhenti (waqaf)."

Tajwid bukan sekadar teori, tetapi adab dalam memuliakan Kalamullah.


3. Tahfidz – Menghafal dan Menjaga dalam Hati

Setelah bacaan benar, barulah hafalan dimulai. Tahfidz bukan hanya memasukkan ayat ke dalam ingatan, tetapi menjaga agar Al-Qur’an hidup dalam hati dan perilaku.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal Al-Qur’an seperti pemilik unta yang diikat. Jika ia menjaganya, maka unta itu akan tetap ada, namun jika ia lepaskan, unta itu akan pergi."
(HR. Bukhari)

Hafalan membutuhkan murajaah (mengulang), agar tidak hilang seiring waktu.


4. Tadabbur – Merenungi Makna Ayat

Tadabbur berarti merenungkan makna setiap ayat, bukan hanya membaca secara lisan, tetapi menghubungkan ayat dengan kehidupan sehari-hari.

Allah berfirman:
"Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qur’an?"
(QS. Muhammad: 24)

Dengan tadabbur, hati menjadi lebih peka dan ayat-ayat Allah terasa hidup dan menyapa jiwa.


5. Tafakur – Menghadirkan Kesadaran dan Amal

Tafakur adalah buah dari tadabbur. Pada tahap ini, seseorang tidak hanya memahami ayat tetapi menghidupkannya dalam tindakan dan kesadaran spiritual.

Allah menyebut orang yang berakal adalah mereka yang mau berpikir dan mengambil pelajaran.

"...dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: 'Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia...'"
(QS. Ali-Imran: 191)

Tafakur menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan hidup, bukan hanya bacaan.


Penutup

Perjalanan mempelajari Al-Qur’an adalah perjalanan seumur hidup. Dimulai dari talaqqi, diluruskan dengan tajwid, dijaga dengan tahfidz, dihidupkan dengan tadabbur, dan dimaknai dalam kehidupan dengan tafakur. Semoga Allah menjadikan kita bagian dari Ahlul Qur’an—keluarga Allah di muka bumi.

 

Ingat Ngaji Ingat Al Madany